Minggu, 22 November 2015

BAB VI STANDAR MANAJEMEN



BAB VI
STANDAR MANAJEMEN

1.      STANDAR MANAJEMEN MUTU
      Standar manajemen adalah struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang kelembagaan, usaha serta keuangan. Namun pengertian standar manajemen mutu, yaitu untuk mendukung standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka hadirlah Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu Internasional Organization for Standardization (ISO) berperan sebagai badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional setiap Negara.

       ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148 negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah ISO
menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat.

        Proses sertifikasi untuk persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah diakui sebagai suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan produktifitas perusahaan dan juga sebagai pembanding terhadap hasil kerja dan pencapaian keunggulan bisnis. Yang dimaksud mutu disini adalah gambaran dan karakteristik konsumen atau pelanggan dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang di tentukan.

2.      PENGERTIAN ISO 9000
Pengertian ISO 9000 merupakan suatu seri dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan untuk penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok (perusahaan) akan menyerahkan barang dan / atau jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Pengertian tersebut selaras dengan yang dikemukakan oleh Perry L. Johnson (1997: 6) bahwa ISO 9000 is a series of quality assurance standards that were created by the International Organization for Standardization, based in Geneva, Switzerland. Artinya bahwa ISO 9000 merupakan serangkaian standar sistem kualitas yang diciptakan oleh Internatinal Organization for Standardization yang berbasis di Jenewa, Swiss.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ISO 9000 merupakan suatu standar yang memegang peranan penting dalam bidang sistem mutu, khususnya yang membahas pengenda1ian langkah- langkah produksi atau pelayanan dalam lingkup produk atau jasa. Seperti halnya ISO, seri ISO 9000 juga mempunyai beberapa tujuan. M. N. Nasution (2001: 219) mengatakan bahwa tujuan utama dari ISO 9000 adalah sebagai berikut:


1. Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.
2. Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.
3. Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.

3.      PENGERTIAN SISTEM MANAJEMEN PRODUKSI TQM
Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni;
1)  Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
2)  Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
3)  Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4)  Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan(Kid Sadgrove, 1995).

4.      PENGERTIAN STANDAR MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems.
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:200 7 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan
rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

5.      PENGERTIAN STANDAR MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sistem manajemen lingkungan merupakan program yang harus diterapkan oleh setiap pemilik usaha atau perusahaan dalam bidang apapun sebagai
jaminan bahwa usaha yang dijalankan tidak akan mendatangkan potensi merusak bagi lingkungan dalam operasinya. Agar setiap perusahaan atau usaha memiliki standar yang sama dalam hal menjalankan sistem operasional dengan standar ramah lingkungan, sistem manajemen lingkungan yang diterapkan masing-masing perusahaan harus berdasarkan standar resmi internasional yaitu ISO 14001. Standar ini wajib dituruti oleh berbagai perusahaan serta bidang usaha di seluruh dunia dalam hal operasi standar mereka dan yang melanggar akan menghadapi sanksi formal. Pemberlakuan prinsip-prinsip ISO 14001 berdasar pada pengertian lingkungan sebagai area di sekeliling wilayah operasi perusahaan atau organisasi yang mencakup berbagai faktor seperti air, tanah, udara, habitat makhluk hidup serta masyarakat sekitar. Penerapan prinsip-prinsip manajemen lingkungan secara optimal harus mencakup semua area ini bila ingin dianggap sebagai perusahaan yang terpercaya dan beretika.

Penerapan sistem manajemen lingkungan yang utuh dan menyeluruh bukan hanya merupakan kewajiban sebuah perusahaan melainkan juga sebuah langkah investasi yang bagus dan berjangka panjang.


6.      PENGERTIAN ISO 14000
ISO 14000 adalah standar internasional tentang sistem manejemen lingkungan (Rothery, 1995) yang sangat penting untuk di ketahui dan di laksanakan oleh seluruh sektor industri. Mengapa di katakana sangat penting? Itu sangat jelas sekali bahwa segala aktivitas di semua sektor industri kecil, besar akan berpemgaruh pada lingkungan yang akan sangat berpengaruh bagi makluk hidup di sekitarnya, bukan hanya kita sebagai mausia, tetapi hewan dan tumbuhan akan juga mendapatkan dampaknya. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan tentang ISO 14000, ISO 9000 dan ISO 14000 telah diimplementasikan oleh 610000 organisasi di 160 negara. ISO 9000 telah menjadi referensi internasional untuk keperluan manajemen kualitas dan ISO 14000 untuk manajemen lingkungan.

Pokok besar standar ISO sangat spesifik pada hasil, bahan, dan proses. Reputasi ISO 9000 dan 14000 dikenal sebagai standar sistem manajemen umum. Umum disini maksudnya adalah standar yang sama dapat diaplikasikan pada organisasi apapun, besar atau kecil, apapun produk yang dihasilkannya. Sistem manajemen berarti struktur organisasi untuk mengatur prosesnya, atau aktifitasnya, untuk mengubah input sumber daya alam menjadi barang atau jasa yang mempertemukan tujuan organisasi, seperti kualitas kepuasan konsumen, mematuhi aturan, dan tujuan lingkungan

Sumber :
  1. www.rohmatmulyanast.blogspot.com/2012/06/pentingnya-pemahaman-standar-manajemen.html

  1. www.pendidikanekonomi.com/2012/09/pengertian-dan-tujuan-iso-9000.html?m=1

  1. www.ichwanfile.wordpress.com/2010/11/19/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-total-quality-management-tqm/

  1. www.sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pengertian-dan-elemen-sistem-manajemen.html

BAB V STANDAR TEKNIK



BAB V
STANDAR TEKNIK


A.    Pengertian Standar Teknik

Standard Teknik adalah serangkaian eksplisit persyaratan yang harus dipenuhi oleh bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, mungkin akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Sebuah standard teknik dapat dikembangkan secara pribadi, misalnya oleh suatu perusahaan, badan pengawas, militer, dll: ini biasanya di bawah payung suatu sistem manajemen mutu .Mereka juga dapat dikembangkan dengan standar organisasi yang sering memiliki lebih beragam input dan biasanya mengembangkan sukarela standar : ini bisa menjadi wajib jika diadopsi oleh suatu pemerintahan,kontrakbisnis,dll.Istilah standard teknik yang digunakan sehubungan dengan lembar data (atau lembar spec). Sebuah lembar data biasanya digunakan untuk komunikasi teknis untuk menggambarkan karakteristik teknis dari suatu item atau produk. Hal ini dapat diterbitkan oleh produsen untuk membantu orang memilih produk atau untuk membantu menggunakan produk.

B.   Penggunaan Standard Teknik
     
  Dalam rekayasa, manufaktur, dan bisnis, sangat penting bagi pemasok, pembeli, dan pengguna bahan, produk, atau layanan untuk memahami dan menyetujui semua persyaratan. Standard teknik adalah jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak atau dokumen pengadaan. Ini menyediakan rincian yang diperlukan tentang persyaratan khusus. Standard teknik dapat ditulis oleh instansi pemerintah, organisasi standar (ASTM, ISO, CEN, dll),asosiasi perdagangan,perusahaan,dan lain-lain.Sebuah standard teknik produk tidak harus membuktikan suatu produk benar. Item mungkin diverifikasi untuk mematuhi standard teknik atau dicap dengan nomor standard teknik: ini tidak, dengan sendirinya, menunjukkan bahwa item tersebut adalah cocok untuk penggunaan tertentu. Orang-orang yang menggunakan item (insinyur, serikat buruh, dll) atau menetapkan (item bangunan kode, pemerintah, industri, dll) memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan pilihan standard teknik yang tersedia, tentukan yang benar, menegakkan kepatuhan, dan menggunakan item dengan benar. Validasi kesesuaian diperlukan.Dalam kemampuan proses pertimbangan sebuah standard teknik yang baik, dengan sendirinya, tidak selalu berarti bahwa semua produk yang dijual dengan standard teknik yang benar-benar memenuhi target yang terdaftar dan toleransi. Realisasi produksi dari berbagai bahan, produk, atau layanan yang melekat dengan melibatkan variasi output. Dengan distribusi normal, proses produksi dapat meluas melewati plus dan minus tiga standar deviasi dari rata-rata proses. Kemampuan proses bahan dan produk harus kompatibel dengan toleransi teknik tertentu. Adanya proses kontrol dan sistem manajemen mutu efektif, seperti Total Quality Management, kebutuhan untuk menjaga produksi aktual dalam toleransi yang diinginkan. Berikut di bawah ini standar-standar yang di gunakan dalam industri yaitu:

1. ASME ( American Society of Mechanical Engineer )
     Memiliki satu standar global menjadi semakin penting sebagai perusahaan
menggabungkan melintasi batas internasional, dibantu oleh perjanjian perdagangan regional
seperti North American Free Trade Agreement (NAFTA) dan yang ditetapkan
olehUniEropa(UE),yang telah memfasilitasi merger internasional melalui penurunan tarif pada impor.Perusahaan yang terlibat dalam konsolidasi ini digunakan untuk menjual hanya satu pasar,sekarang menemukan diri mereka jual ke pasar global.
Di bawah ini adalah Overview dari Code dan Standard ASME yang biasa di pakai oleh para Engineer untuk mendesign di pabrik baik itu oil & gas atau pulp & paper atau chemical plant atau apalah yang menggunakan code dan Standard ASME.
ASME / ANSI B16 - Standar Pipes and Fittings
Yang ASME B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, perunggu, tembaga dan besi tempa The ASME - American Society of Mechanical Engineers - ASME / ANSI B16 Standar mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, perunggu, tembaga dan baja tempa.

ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens
Standar ini untuk Kelas 25, 125, dan 250 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens meliputi:
(a) tekanan-suhu peringkat,
(b) ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting,
(c) tanda,
(d) persyaratan minimum untuk bahan,
(e) dimensi dan toleransi,
(f) baut, mur, dan paking dimensi dan
(g) tes.


ASME / ANSI B16.3 - 1998 - Besi lunak Threaded Fittings
      Standar ini threaded fitting besi lunak Kelas 150, dan 300 menyediakan persyaratan sebagai berikut:
(a)
tekanan-suhu pemberianperingkat
(b)
ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting
(c)
menandai
(d)
bahan
(e)
dimensi dan toleransi
(f)
threading
(g)
lapisan

ASME / ANSI B16.4 - 1998 - Cast Iron Fittings Threaded
     Standar ini threaded fitting besi abu-abu, Kelas 125 dan 250 meliputi:
(a) tekanan-suhu pemberian peringkat
(b) ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting
(c) menandai
(d) bahan
(e) dimensi dan toleransi
(f) threading, dan
(g) lapisan

ASME / ANSI B16.5 - 1996 - Pipa flensa dan flens Fittings
      The ASME B16.5 - 1996 Pipa flensa dan Flange Fittings meliputi standar tekanan-suhu peringkat, bahan, dimensi, toleransi, tanda, pengujian, dan metode untuk menunjuk bukaan flens pipa flensa dan fiting.
Termasuk standar flensa dengan sebutan kelas rating 150, 300, 400, 600, 900, 1500, dan 2500 dalam ukuran NPS 1 / 2 melalui NPS 24, dengan baik persyaratan yang diberikan dalam satuan metrik dan AS. Standar ini terbatas pada flens flensa dan fiting terbuat dari bahan dituang atau ditempa, dan buta flensa dan mengurangi tertentu flensa terbuat dari cast, dipalsukan, atau bahan piring. Juga termasuk dalam Standar ini adalah persyaratan dan rekomendasi mengenai lari mengarah, mengarah gasket, dan mengarah sendi.



2. ANSI ( American National Standard Institute )
Sebagai suara standar AS dan sistem penilaian kesesuaian, American National Standards Institute (ANSI) memberdayakan anggotanya dan konstituen untuk memperkuat posisi pasar AS dalam ekonomi global sambil membantu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan konsumen dan perlindungan dari lingkungan.
Ada banyak peralatan proteksi yang ada pada bay penghantar maupun bay trafo. Masing -masing peralatan proteksi tersebut dalam rangkaian satu garis digambarkan dalam bentuk lambang / kode.

3. ASTM ( American Society for Testing and Material )
    ASTM International, sebelumnya dikenal sebagai American Society untuk Pengujian dan Material (ASTM), adalah pemimpin global yang diakui dalam pengembangan dan pengiriman standar internasional konsensus sukarela. ASTM Internasional merupakan organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standardisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat di Amerika Serikat.
ASTM merupakan singkatan dari American Society for Testing and Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan untuk mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah. Sekarang ini, ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang dalam penelitian akademisi maupun industri.
Pada evaluasi atau pengukuran suatu besaran, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dengan benar supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur – prosedur itu sendiri akan mengikuti salah satu standar baku yang ditetapkan oleh suatu badan atau otoritas tertentu, misalnya ASTM (American Society for Testing and Materials), JIS (Japan Industrial Standards), BS (British Standard),  DIN (Jerman), atau SNI (Standar Nasional Indonesia).
Pada analisis batubara termasuk sampling di dalamnya, standar yang umumnya digunakan adalah ASTM. Silakan unduh di sini untuk mendapatkan file-nya.
Dokumen – dokumen yang terdapat dalam file tersebut adalah:
  1. D121: Standard Terminology of Coal and Coke.
  2. D167: Standard Test Method for Apparent and True Specific Gravity and Porosity of  Lump Coke.
  3. D197: Standard Test Method for Sampling and Fineness Test of Pulverized Coal.
  4. D291: Standard Test Method for Cubic Foot Weight of Crushed Bituminous Coal.
  5. D293: Standard Test Method for the Sieve Analysis of Coke.
  6. D346: Standard Practice for Collection and Preparation of Coke Samples for Laboratory Analysis.
  7. D388: Standard Classification of Coals by Rank.
  8. D409: Standard Test Method for Grindability of Coal by the Hardgrove-Machine Method.
  9. D440: Standard Test Method of Drop Shatter Test for Coal.
  10. D441: Standard Test Method of Tumbler Test for Coal.
  11. D720: Standard Test Method for Free-Swelling Index of Coal.
  12. D1412: Standard Test Method for Equilibrium Moisture of Coal at 96 to 97 Percent Relative Humidity and 30 deg Celcius.
  13. D1756: Standard Test Method for Determination as Carbon Dioxide of Carbonate Carbon in Coal.
  14. D1757: Standard Test Method for Sulfate Sulfur in Ash from Coal and Coke.
  15. D1857: Standard Test Method for Fusibility of Coal and Coke Ash.
  16. D2013: Standard Practice for Preparing Coal Samples for Analysis.
  17. D2014: Standard Test Method for Expansion or Contraction of Coal by the Sole-Heated Oven.
  18. D2234/D2234M: Standard Practice for Collection of a Gross Sample of Coal.
  19. D2361: Standard Test Method for Chlorine in Coal.
  20. D2492: Standard Test Method for Forms of Sulfur in Coal.
  21. D2639: Standard Test Method for Plastic Properties of Coal by the Constant-Torque Gieseler Plastometer.
  22. D2797: Standard Practice for Preparing Coal Samples for Microscopical Analysis by Reflected Light.
  23. D2798: Standard Test Method for Microscopical Determination of the Reflectance of Vitrinite in a Polished Specimen of Coal.
  24. D2799: Standard Test Method for Microscopical Determination of Volume Percent of Physical Components of Coal.
  25. D2961: Standard Test Method for Single-Stage Total Moisture Less than 15% in Coal Reduced to 2.36mm.
  26. D3038: Standard Test Method for Drop Shatter Test for Coke.
  27. D3172: Standard Practice for Proximate Analysis of Coal and Coke.
  28. D3173: Standard Test Method for Moisture in the Analysis Sample of Coal and Coke.
  29. D3174: Standard Test Method for Ash in the Analysis Sample of Coal and Coke from Coal.
  30. D3175: Standard Test Method for Volatile Matter in the Analysis Sample of Coal and Coke.
4. API ( American Petroleum Institute )
    API adalah standard yang dibikin oleh American Petroleum Institute untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli ( terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor.
     Standar API dipengaruhi oleh mandat pemerintah ( seperti control terhadap polusi ), jadi oli yang memenuhi standard rating lebih baru/tinggi bukan berarti performanya lebih baik ( atau bahkan sama ) dengan oli dengan rating yang lebih tua, ini bergantung pada tipe mesin motor anda. Standar API dibuat untuk mesin mobil, bukan mesin motor.
yang ini udah usang, juarang banged ada lagi di pasaran. Sebaiknya Jangan digunakan untuk sepeda motor.
Secara teknik usang, tetapi masih banyak digunakan untuk oli sepeda motor. Termasuk Satria
motor semplakan dan kesayangan kita semua. Masih banyak oli sepeda motor yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam ranking SF/SG ( seperti yang ditawarkan Castrol, Mobil, Top one, dll ) dan banyak juga sepeda motor yang menggunakan spesifikasi oli ranking ini, seperti Yamaha Vega (Yamalube 4 API Service SF, SAE20w-40).

SH
     Oli dengan spesifikasi ini digunakan oleh beberapa pabrikan sepeda motor, dan masih banyak oli di pasaran dengan spesifikasi ini. Jangan gunakan oli spesifikasi ini jika sepeda motor anda direkomendasikan untuk menggunakan ranking API yang lebih tinggi semisal SJ/ SL/SM.


SJ/ SL/ SM
       Secara sepintas, Standar API semakin tinggi, semakin tinggi juga nilai teknis oli tersebut. Tapi bukan berarti semakin "bagus" untuk motor atau mobil. Performa oli yang lebih tinggi seperti oli dengan API SJ sampai SM akan mengandung perubahan dalam level gesekan. Ketika gesekan berkurang akan meningkatkan efisiensi bahan bakar, ini tidak kompatibel dengan kopling basah yang diaplikasikan pada motor. Pengurangan gesekan akan menyebabkan kopling basah menjadi selip. Jadinya susah menetralkan presneleng atau gigi. Atau terkadang gigi pindah dengan sendirinya. Maka benar apabila pabrikan motor merekomendasikan hanya oli mesin dengan kategori API SF atau SG. 
        API merekomendasikan untuk selalu mengikuti rekomendasi pabrikan pembuat sepeda motor. Gunakan API SJ/SL dan SM hanya jika pabrikan sepeda motor merekomendasikannya untuk digunakan pada mesin sepeda motor buatannya. Maka lebih baiknya gunakan sesuai rekomendasi dari pabrik. Untuk satria FU sesuai buku Pedoman dan Pemakaiannya direkomendasikan menggunakan Oli Mesin SF atau SG. Sebenarnya tidak salah juga sih menggunakan oli yang standar tinggi asalkan oli tersebut peruntukannya memang untuk Sepeda motor dan mempunyai standar untuk motor yaitu JASO.

5. IIW ( International Institute Matrix )
    Telah dikembangkan Sistem Pengenalan Cacat pada Pengelasan Metal  berbasis Ciri  Tekstur Gray Level Co-occurrence Matrix. Pada penelitian ini digunakan  film Sinar-X standar IIW (International Institute of Welding) hasil proses radiografi beberapa  buah pengelasan metal.  Tahap pertama adalah mendigitalisasi  film sinar-X, hal ini dilakukan  dengan menggunakan kamera digital pada alat interpreter film sinar-X.  Selanjutnya adalah ekstraksi ciri  tekstur, yaitu  dengan membentuk matriks  co-occurrence, kemudian dilakukan perhitungan  empat buah  ciri  tekstur berupa  nilai angular second moment, correlation, inverse difference moment dan entropy pada satu jarak piksel dan empat arah piksel. Sebagai pengklasifikasi jenis cacat digunakan  Probabilistic Neural Network.  Keluaran sistem pengenalan akan dikelompokkan menjadi 8 kelas, yaitu: kelas 1 (normal /tanpa cacat), kelas 2 (distributed porosity), kelas 3 (incomplete penetration), kelas 4 (burn through), kelas 5 ( cluster porosity), kelas 6 (excessive cap), kelas 7 (excessive penetration) dan kelas 8 ( incomplete fussion). Pada eksperimen ini telah dilakukan pula, pengujian sistem pengenalan pada tiga metode pemilihan data pelatihan dan pengujian yaitu random, semi random dan pilih.  Hasil akurasi pengenalan rata-rata terbaik pada semua kelas untuk citra yang belum diketahui jenis cacatnya mencapai nilai maksimum 99,54 % untuk perbandingan data pelatihan dan data pengujian.
      Radiografi adalah metode pengujian tak merusak yang menggunakan penestrasi
dan ionisasi untuk mendeteksi kerusakan internal dengan sensitivitas tinggi berupa
diskontinuitas beberapa milimeter dari sebuah sambungan dengan prinsip kelurusan
sinar datang.  Metode radiografi umumnya digunakan pada industri petrolium, petro
kimia, nuklir dan pembangkit tenaga untuk menginspeksi kualitas sambungan
pengelasan (welding) dan cetakan (casting).  Penggunaan spesial metode ini juga pada
industri peralatan perang untuk menginspeksi alat peladak, alat perang dan rudal. 
Radiografi juga memainkan peranan penting dalam penjaminan kualitas  (Quality
Assurance) pada komponen yang memerlukan kesesuain dengan suatu standar,
spesifikasi dan kode perancangan.
Salah satu aplikasi teknik radiografi adalah pengujian tak merusak pada welding
(pengelasan) sambungan metal untuk mengetahui kualitas  pengelasan tersebut. 
Terdapat beberapa jenis cacat pengelasan dengan penyebab yang berbeda-beda pula. 
Setiap negara mempunyai standar sendiri untuk menentukan jenis dan tingkat
keamanan cacat tersebut.  Beberapa istila h cacat pengelasan diantaranya adalah
distributed porosity, cluster porosity, linear porosity, worm hole, continous undercut,
linear slag, incomplete penetration, inclusion, cracks, lack of penetration, lack of
fusion, longitudinal crack , dan lain sebagainya. Pada penelitian ini digunakan standar
untuk  negara Inggris  yaitu  IIW (International Institute of Welding).  Pada standar
tersebut jenis cacat  dikelompokkan  berdasarkan 5 tingkat keamanan, tingkat
keamanan paling rendah (tidak ada cacat atau cacat masih aman digunakan) sampai
cacat yang paling parah. 
Proses interpreter sinar-X pada cacat pengelasan  dengan menggunakan
teknologi komputer  merupakan tahapan untuk menuju proses otomatiasi pengenalan
cacat pengelasan. Kegunaan otomatisasi proses analisis radiografi digital adalah untuk
mereduksi waktu analisis dan mengeliminasi aspek subyektivitas dalam menganalisis
yang dilakukan oleh seorang inspektor.  Cara ini mampu meningkatkan reliabilitas
dalam penginspeksian karena dilakukan oleh program komputer.  Otomatisasi analisis
radiografi terdiri atas beberapa tahapan, yaitu: digitalisasi film radiografi, pemrosesan
citra digital, ekstraksi ciri dan pengenalan cacat dengan menggunakan alat pengenalan pola.


6. ISO ( International Standard Organitation )
    Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi. Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
     Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
  • Meningkatkan citra perusahaan
  • Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
  • Meningkatkan efisiensi kegiatan
  • Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
  • Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
  • Mengurangi risiko usaha
  • Meningkatkan daya saing
  • Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
  • Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal
ISO 9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standarisasi.
ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:
·    ISO 9000 – Quality Management Systems – Fundamentals and Vocabulary: mencakup dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari Sistem Manajemen Mutu (SMM).
·    ISO 9001 – Quality Management Systems – Requirements: ditujukan untuk digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi, memasang dan/atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun. Standar ini memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah organisasi apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan sertifikasi oleh pihak ketiga.
ISO9004 – Quality Management Systems – Guidelines for Performance Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan tentang apa yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama. Standar ini tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan masukan saja
.
ISO4217 adalah standar internasional yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization atau ISO yang berisi kode tiga huruf (juga disebut dengan kode mata uang) yang mendefinisikan nama mata uang. Daftar kode ISO 4217 dipakai oleh perbankan danbisnis di seluruh dunia untuk mendefinisikan mata uang. Di beberapa negara, kode-kode mata uang tersebut sudah dikenal luas sehingga nilai kurs yang diumumkan di surat kabardan bank menggunakan kode-kode ini dibandingkan nama mata uang yang telah diterjemahkan atau simbol mata uang lainnya.
ISO 3166-2
ISO 3166-2 adalah bagian kedua dari standar ISO 3166. Ini adalah sistem kode geografi yang diciptakan untuk mengkode nama sub-bagian dari negara. (Wilayah sub-nasional danarea-bergantung). Tujuan dari standar ini adalah untuk mengadakan seri singkatan nama tempat sedunia, digunakan untuk label paket, wadah, dll; di mana kode alphanumerik dapat memberitahu lokasi suatu tempat dengan lebih praktis dan tempat yang mempunyai nama sama dari nama lengkapnya. Ada 3700 kode berbeda dalam standar ini.

7. WPS ( Welding Prosedure Spesification )
    WPS adalah standar pengelasan tertulis berisikan guideline/ pedoman bagi welder. Dokumen Persyaratan Code lain dpt pula disediakan untuk menyediakan arahan dalam pekerjaan pengelasan. Standar & Code per disiplin:
  1. tructural (US : AWS D1.1, Europe : EEMUA 158)
  2. Piping (ASME/ANSI Section IX)
  3. Pipeline (API 1104)
  4. client requirement
WPS yg baik selalu didukung pula dgn PQR (Procedure Qualification Record). PQR adl dokumen data pengelasan pada sample pengujian dimana tdp hasil tes. Pada umumnya parameter2 aktual yg digunakan akan lbh sedikit saat dilakukannya proses pengelasan lapangan. PQR yg baik akan memberikan parameter penting termasuk parameter tambahan yg dipersyaratkan pada proses pengelasan. Sedangkan variable/parameter lainnya dapat pula digunakan sbg pilihan. Salah satu contoh variabel penting adl kuat tarik dari kawat las sedang yg variabel lain spt pembersihan metal dgn sikat/brush.
Faktor2 penting yg ada dlm prosedur pengelasan (Welding procedure):
  1. Jenis Join/sambungan
  2. Jenis logam dasar
  3. Logam pengisi
  4. Elektroda/fluks
  5. Panas
  6. Posisi
Contoh suatu kawat las dgn kelas E 7016; berarti 70 ksi, angka 1 berarti untuk semua posisi pengelasan, angka 6 berarti kadar hidrogen rendah. Perlu diingat bahwa setiap WPS yg tlh dibuat akan mengacu pada standar klien dmn diterapkan di lapangan sebagaimana pada tes las yg tlh dilakukan. Pada kasus tertentu, prosedur ini dpt digunakan pd tmpt lain selama kontraktor dpt menunjukkan sistem akan sama. Berikut adalah jenis2 pengelasan:
  1. SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
  2. SAW (Submerged Arc Welding)
  3. GMAW (Gas Metal Arc Welding)
  4. FCAW (Flux Cored Arc Welding)
  5. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
8. AWS ( Alliance for Water Stewardship )
    Ini spesifikasi dijelaskan untuk batang kawat per JIS G 3503 atau Standar AWS digunakan untuk kawat inti elektroda baja ringan untuk busur pengelasan baja struktural dan dilapisi tembaga CO 2
Product range
:
5.5, 6.0, & 6.5 mm (or any other agreed diameter) tolerance ± 0.30 mm of diameter
Type of cooling
:
Retarded / Stelmor type of cooling
Coil weight
:
1550 kg approximately
Coil dimensions
:
ID : 850 mm; OD : 1250 mm

Sumber :
http://benvaldohutahaea.blogspot.co.id/2012/05/standart-teknik.html